Ide untuk merekam? Spontan. Lihat saja latar setting videonya: kamar kos yang lumayan berantakan. Perhatikan juga, betapa penampilan kami berempat sungguh ‘apa kaut ata manga one wekin’, alias apa adanya. Atau, yang paling kentara, kekikukkan kami saat disorot kamera: bukan wajah-wajah yang cocok untuk dilamar sebagai aktor video klip, bahkan untuk iklan sol sepatu sekalipun!
Kenapa ada niat untuk merekam? Entahlah. Mungkin karena lagunya memang bagus untuk dinyanyikan lagi. Mungkin karena kesa Marsel kebetulan sedang senang memeluk gitar di malam itu. Bisa jadi, karena kesa Roland sedang bersemangat menambah perbendaharaan lagu Manggarai. Atau mungkin juga, karena kesa Andyka turut mengiyakan: berduet denga tiga punggawa Genjing itu kesempatan langka!
Setelah direkam dengan kualitas akting yang kelewat jauh biasa-biasa saja dan suara seadanya (yang nantinya bisa dinilai sendiri oleh pemirsa), kami menontonnya sekali lagi, memberi satu dua polesan editan dan menguploadnya ke sini, ke youtube. Bukan untuk menyaingi video aslinya dalam tangga lagu pencarian. Bukan, bukan itu!!
Kami ingin berbagi tentang cerita dari perantauan. Tentang kehidupan kami di ibukota, bagaimana kami saling berkunjung untuk saling menghibur dan menguatkan. Bagaimana di tanah rantau, kami tetap tidak melupakan kenangan dan warisan tentang Manggarai – Flores, ibu pertiwi sekaligus kampung halaman bagi ingatan untuk pulang.
Juga tentang bagaimana musik, lagu Manggarai, adalah pengikat untuk setiap putra bumi Congka Sae di manapun berada, entah dari wilayah kabupaten Manggarai manapun dia berasal. 🙂
Selamat mendengarkan. 🙂