Anggota DPDR DKI Jakarta Desak Jangan Bubarkan Citayam Fashion Week

Narareba.com – Kini Citayam Fashion Week semakain ramai diikuti oleh warga Jakarta.

Cerita tentangnya juga semakin viral sehingga mengundang perhatian dari berbagai kalangan masyarakat.

Para selebritis dan pemerintah berusaha memberikan dukungan atas pergelaran fashion show ini dengan cara yang berbeda-beda.

Kali ini, salah satu anggota DPRD DKI meminta agar jangan menutup Citayam Fashion Week.

Baca: Gila! Baim Wong Bakal Dapat Untung Segini dari Klaim Citayam Fashion Week

Desak Jangan Bubarkan Citayam Fashion Week

Berdasarkan banyak pertimbangan, pagelaran Citayam Fashion Week dikabarkan akan ditutup dan kembali dibuka hanya saat car free day digelar.

Namun, penutupan Citayam Fashion Week malah membuat Zita Anjani Wakil DPRD DKI Jakarta menolaknya.

Menurut Zita, kehadiran remaja tanggung seperti Bonge, Roy, Jeje, dan Kurma mengubah pandangan bahwa fesyen bukan dilihat dari merek mahal dan harga selangit.

“Citayam Fashion Week lahir dari anak-anak dengan ekonomi menengah ke bawah. Tanpa di organisir. Ini fenomena sosial. Bonge, Jeje, dkk membuktikan bahwa pakaian brand tidak menjadi tolak ukur. Semua orang bisa jadi model dengan pakaiannya masing-masing,” kata Zita, dikutip detikcom.

“Dukuh Atas sudah jadi ruang ketiga. Tempat bertemu, berinteraksi warga dari luar Jakarta. Ini yang diinginkan Pak Gubernur. UMKM hidup, ekonomi kita berputar di situ. Oleh karena itu, harapan saya, jangan sampai ini dibubarkan,” sambungnya.

Desak Jangan Bubarkan Citayam Fashion Week
Foto: Doc/Florespos.id

Baca: Demam Citayam Fashion Week, 5 Kota Ini Mulai Gelar Fashion Week Baru

Lebih lanjut, Zita menyebutkan bahwa peran Pemda DKI Jakarta seharusnya mengambil aturan tegas dengan mengawasi lokasi Citayam Fashion Week.

“Kalau berpotensi LGBT, kriminal, dan lain-lain, saya pikir di sinilah peran Pemda. Bagaimana mengatur agar CWF tetap berjalan dengan aman dan nyaman,” bebernya.

“Sediakan lahan parkir, satpol PP ditambah, dan jamnya bisa diatur. Saya sudah sampaikan kemarin, bila perlu kita perluas, tidak hanya di Dukuh Atas. Banyak spot di Jakarta yang bisa digunakan,” lanjutnya.

Zita menambahkan bahwa kehadiran remaja di Dukuh Atas bisa dimanfaatkan untuk bersosialisasi dalam hal positif.

“Kalau kita melihat peluang. Hal negatif tadi bisa kita ubah jadi positif. Beri sosialisasi anti-LGBT, antinarkoba, antikorupsi, dan lain-lain. Manfaatkan kehadiran mereka untuk hal-hal baik. Karena semuanya masih siswa. Masih mudah untuk diarahkan,” pungkasnya.

Exit mobile version