Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest YouTube
    Narareba.com
    • Beranda
    • Peristiwa
    • Narapedia
      • Tanaman
      • Karakter
    • Catatan
    • Galeri
    • Lirik
    Subscribe
    Narareba.com
    You are at:Beranda - Catatan - Memilih BKH, Catatan dari Warung Kopi
    Catatan

    Memilih BKH, Catatan dari Warung Kopi

    28/02/20182 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
    Apakah ada orang yang murni seperti itu? Yang tidak akan peduli dengan resiko apapun, tetapi jika ada yang salah akan lantang teriak atau garang menghukum?

    Catatan Tentang Benny Kabur Harman

    Tidak ada, mungkin. Tuhan juga tidak. Jika ya, dunia ini sudah lama kosong. Bukankah itu kenapa Sang Guru berujar: “Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertamakali melemparkan batu.”

    Kita semua punya cacat. Punya cela. Punya kekurangan. Karena kesempurnaan hanya milik Sang Ilahi, bukan?

    Karenanya, akan kelewat naif jika ada guru atau calon pemimpin yang lantang berorasi bahwa ia suci. Kalau bersih, mungkin. Karena dalam kata “Bersih”, ada niat untuk menjaga hati dan selalu mawas diri, ketika debu melekat atau lumpur tertempel.

    Dan, perjuangan untuk senantiasa menjaga diri agar tetap “Bersih”, tidaklah sesederhana kerelaan gelas kopi yang mesti senantiasa “baru” untuk diisi kepahitan berikutnya.

    Meski begitu, nazar untuk senantiasa “Konsisten” menjaga diri “Bersih” dalam memperjuangkan “Kemanusiaan” adalah juga pengakuan yang sesederhana filosofi warung kopi: kami menyediakan kopi terbaik, dan gelas kopi bersih.

    Sederhana, tetapi tidak semua warung kopi begitu. Meski itu adalah ujaran dan ajaran yang semestinya telah dipahami sejak lingkar sekang, dituturkan dan diwariskan dalam dongeng purba dari likang ke likang.

    Ya, dalam konteks 27 Juni nanti, filosofi warung kopi yang sama, pernah dibahasakan Romo Magnis: “”Pemilu itu bukan untuk memilih yang terbaik, tetapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa.”

    Ini 1 Maret. Ini masih pra-Paskah. Saya memutuskan untuk ikut memperjuangkan NTT yang itu, yang BKH: Bersih, Konsisten, Humanis.

    Salam ngopi. Jangan lupa cuci gelas.

    @narareba

    Catatan BKH

    Sekang: rumah/pondok
    Likang: tungku

    Narareba
    Previous ArticleOrang Jelek Juga Bisa Menyanyi, Sesekali
    Next Article BKH, Mempertanggungjawabkan Sebuah Pilihan untuk NTT

    Related Posts

    Bila Perlu, Menangislah Sampai Habis

    23/02/20213 Mins Read

    Antara Pilihan Hidup dan Seni Membaca Takdir

    16/02/20213 Mins Read

    Jika Tulisan Tanganmu Mirip Sekumpulan Cacing Menari

    14/02/20212 Mins Read
    Terpopuler

    Rahasia Dibalik Siklus Hidup Gendola yang Menakjubkan

    Festival Seni Dan Budaya Pada Tanggal 4 Agustus

    Panen Kacang Kapri Tepat Waktu: Rahasia Mendapatkan Hasil Melimpah!

    Rahasia Bunga Dandelion: Dekorasi Unik, Manfaat Tak Terduga

    © 2025 Narareba.com
    • About
    • T.O.S.
    • Privacy
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.