Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest YouTube
    Narareba.com
    • Beranda
    • Peristiwa
    • Narapedia
      • Tanaman
      • Karakter
    • Catatan
    • Galeri
    • Lirik
    Subscribe
    Narareba.com
    You are at:Beranda - Catatan - Rumput di Halaman Tetangga yang Selalu Tampak Lebih Hijau
    Catatan

    Rumput di Halaman Tetangga yang Selalu Tampak Lebih Hijau

    14/02/20202 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email
    RumputdiHalamanTetanggayangSelaluTampakLebihHijau
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
    Ada tempat-tempat di Nusantara, yang ketika dikunjungi, membuatmu merasa seperti orang asing di negeri sendiri. Semuanya turis, kecuali dirimu. Seolah dianggap ‘warga sekitar’ yang nyasar ke situ mengejar peliharaan yang lepas atau layang-layang putus.

    Ya, ada. Gili Trawangan atau Bingin, misalnya. Atau, akhir-akhir ini, Labuan Bajo.

    Saat memasuki toko-toko di tempat-tempat semacam itu, akan muncul perasaan yang sedikit ‘aneh’. Jika ada anggapan bahwa ‘pembeli adalah raja’, kamu hanya dianggap seolah dayang-dayang. Bukan pembeli berkemampuan Dollar, Yuan, atau Yen.

    Pun penjual kain di tepi pantai akan menawari dagangannya dengan: “Kalau untuk turis biasanya 200-300ribu, tapi untuk abang, 100ribu saja.”

    Aisshh!!

    Saat mengalami atau mengingat pengalaman seperti itulah, ungkapan “Valentine bukan budaya kita” bisa dimaklumi. Pun bila itu diterjemahkan dengan “Hari Kasih Sayang”.

    Sama dengan penolakan emak dan bapak terhadap “Halloween Day”. Karena itu bukan-budaya-kita. Bukankah kita di Indonesia punya setan dan hantu yang lebih sangar? Sebut saja kisah “KKN di Desa Penari” yang viral itu.

    Pertanyaan yang kemudian mengikuti adalah: Lalu, apakah budaya kita?

    Susah juga.

    Karena masih ada perasaan semacam ‘akan terkesan lebih berkelas’ memakai tuxedo atau gaun ke sebuah jamuan ketimbang hanya berbatik atau berkebaya.

    Karena masih ada perasaan semacam ‘akan lebih mewah’ dibawakan oleh-oleh dari London ketimbang dari Surakarta.

    Karena masih ada perasaan semacam ‘akan lebih bergengsi’ punya ijazah Havard tinimbang universitas dalam negeri, apalagi kampus di kota sendiri.

    Perasaan-perasaan semacam itu, mungkin muncul karena produk luar negeri lebih berkualitas. Atau, mungkin juga karena kita kelewat lama dijajah lantas terbiasa.

    Terbiasa dengan narasi bahwa rumput di halaman tetangga akan selalu tampak lebih hijau.

    Rumput di Halaman Tetangga yang Selalu Tampak Lebih Hijau

    *Badung. Februari 2020.

    Narareba
    Previous ArticleValentine: Welcome, Awas Ada Anjing Galak
    Next Article Hanyut Tidak Larut, Menjulang Tidak Terbang

    Related Posts

    Bila Perlu, Menangislah Sampai Habis

    23/02/20213 Mins Read

    Antara Pilihan Hidup dan Seni Membaca Takdir

    16/02/20213 Mins Read

    Jika Tulisan Tanganmu Mirip Sekumpulan Cacing Menari

    14/02/20212 Mins Read
    Terpopuler

    Brigadir J dan Istri Ferdy Sambo Terciduk Berduaan di Kamar

    Posisi Planet Bumi Di Setiap Tanggal 30 September

    Kondisi Mantan Sopir Nindy Ayunda Kini: Ketakutan, Tulalit, Bahasanya Tidak Nyambung, Tidak Fokus, Bawa Mobil Salah Arah

    Babad atau Tombo Turuk – Catatan Terakhir

    © 2025 Narareba.com
    • About
    • T.O.S.
    • Privacy
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.