Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest YouTube
    Narareba.com
    • Beranda
    • Peristiwa
    • Narapedia
      • Tanaman
      • Karakter
    • Catatan
    • Galeri
    • Lirik
    Subscribe
    Narareba.com
    You are at:Beranda - Catatan - Semeja, Sebakul, Senasib, Sepenanggungan
    Catatan

    Semeja, Sebakul, Senasib, Sepenanggungan

    12/07/20202 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email
    KisahSemeja2CSebakul2CSenasib2CSepenanggungan
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email
    Kalau diingat-ingat dan dipikir-pikir, selama enam tahun tinggal di kaki Poco Lando*, ada dua tempat yang punya peranan besar dalam membentuk pola komunikasi murid-muridnya.

    Kapela – tempat mereka bercakap-cakap dengan Tuhan.

    Satunya lagi, kamar makan – tempat mereka bercengkrama dalam satuan klan-klan kecil. Ya, di setiap smester, ‘anak siswa’ akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masingnya berjumlah enam hingga delapan orang.

    Di setiap kelompok, salah satu dari antaranya akan didaulat sebagai ‘Ketua Meja’, sedangkan yang lainnya akan berstatus sebagai ‘Anggota Meja’.

    Dalam kelompok kecil inilah setiap orang akan berproses selama satu smester: bertemu 3 kali sehari setiap jam makan: berbagi nasi dan lauk pauk, berbagi tugas dan peran beres-beres, berbagi cerita dari kelas angkatannya, juga berbagi pengalamannya dari rumah atau cerita remeh tentang keseharian.

    Dari pengalaman berbagi sebagai warga klan di meja-meja inilah pola komunikasi seorang murid dibentuk selama enam tahun proses pembinaan.

    Dari situ ia belajar bagaimana menjadi anggota (juga ketua) yang tidak hanya bertanggungjawab terhadap isi ‘kampung tengah’ sesama mejanya, tetapi juga bagaimana berinteraksi dengan klan dari ‘meja-meja lain’.

    Dari sanalah saya belajar bahwa dunia tidak akan pernah bisa memuaskan egomu jika ‘dimakan sendiri’, tetapi akan selamanya cukup jika ‘dibagi bersama’.

    Dari pernah-pengalaman itu jugalah, bertahun-tahun kemudian saya belajar bahwa ungkapan para pecinta itu tidak selamanya absurd:

    Bahwa ada masa-masanya, dunia ini terasa seolah milik berdua; yang lain hanya ngontrak.

    Atau yang semacam itu.

    *Poco Lando, Seminari Pius XII Kisol

    Narareba
    Previous ArticleNasihat: Antara Jaga Diri dan Bela Diri
    Next Article Nanti Tuhan Tolong, tetapi Kapan?

    Related Posts

    Bila Perlu, Menangislah Sampai Habis

    23/02/20213 Mins Read

    Antara Pilihan Hidup dan Seni Membaca Takdir

    16/02/20213 Mins Read

    Jika Tulisan Tanganmu Mirip Sekumpulan Cacing Menari

    14/02/20212 Mins Read
    Terpopuler

    Rahasia Kesehatan Lidah Buaya: Jenis dan Manfaatnya yang Menakjubkan

    Tokoh Terkenal Yang Lahir Pada Tanggal 1 April

    Hama dan Penyakit Serai Wangi: Temukan Rahasia Tersembunyi untuk Hasil Panen Maksimal

    Peluang Menggiurkan: Proses Pascapanen dan Pengolahan Kumis Kucing

    © 2025 Narareba.com
    • About
    • T.O.S.
    • Privacy
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.